MANAJEMEN OPERASI
RESUME
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
FILSAFAT MANAJEMEN
Dosen : Dr. Intan Kusumadewi,ST.,MT
Disusun Oleh:
Imas
Siti Julaeha
|
AN/III/D
|
1138010126
|
ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014
BAB IX
MANAJEMEN OPERASI
A.
Arti Manajemen
Manajemen operasi menunjukkan peranan manajemen dalam tindakan
(management in action), yaitu aplikasi dari konsep dan prinsip manajemen dalam
praktek. Manajemen operasi adalah aplikasi dari konsep dasar dan
prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan pada segmentasi organisasi yang
memproduksi barang dan jasa (Rue dan Byars:1992).
Konsep-konsep dasar (basic concepts) ialah bagaimana seharusnya
menyelesaikan pekerjaan untuk menghasilkan sesuatu dengan melalui kegiatan
orang lain (getting this done through the effors of other people).
Prinsip-prinsip (principles) merupakan petunjuk/pedoman agar dalam mendapatkan
sesuatu itu (barang, jasa) sesuai dengan yang diharapkan (efektif) dan dengan
biaya/ongkos yang paling murah (efisien). Kegiatannya ialah proses perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian dengan bantuan metode/cara-cara teknik kerja yang
terbaik, termudah dan termurah sehingga semua sumber daya (input) akan dapat
ditransformasikan (transformation) menjadi barang atau jasa (output). Semua
kegiatan kerja/ pengerjaan yang berhubungan dengan pemberian nilai tambah atau
memproduksi disebut dengan operasi (operation).
Operasi itu merupakan suatu proses kegiatan pengubahan bahan-bahan
dasar menjadi hasil jadi (operation is the process of transforming input into
output). Seluruh proses pengelolaan kegiatan tersebut disebut manajemen
operasi, sehingga manajemen operasi dapat dikatakan sebagai proses memanajemeni
produksi dalam organisasi. Operational management is the activities necessary
to produce and deliver a product or service (H. Weirich dan Koontz:1994).
Manajemen operasional adalah kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi dan
menyerahkan suatu produk atau jasa. Manajemen operasi adalah pengembangan,
penggunaan, dan penginteraksian dari sumber daya (orang, fasilitas, informasi,
bahan-bahan, uang dan ide) untuk menyediakan barang dan jasa atau menghasilkan
ide untuk itu perusahaan didirikan (E. F. Huse:1994). Manajemen operasi adalah
proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan operasi untuk mencapai
tujuan dengan efektif dan efisien (Aldag Stearn:1987). Hakikat inti dari
manajemen operasi adalah suatu proses memanajemeni kegiatan produksi dalam
organisasi yang menghasilkan barang, jasa atau bahkan ide. Tugas utama dari
manajer operasi adalah untuk mengembangkan bidang operasi yang selaras dengan
kebutuhan pasar.
B.
Sifat-Sifat Manajemen Operasi
Manajemen operasi dalam prakteknya dapat digambarkan dalam sebuah
model konseptual sistem operasional sebagai berikut: Model konseptual sistem
operasional ini dikemukakan oleh Weihrich dan Koontz.
Input terdiri dari: (1) tenaga kerja/manusia. (2) Kapital, yaitu
uang yang dibutuhkan untuk membeli tanah, peralatan dan lain-lain. (3)
Teknologi. (4) Informasi-informasi yang diperlukan.
Proses transformasi mengubah input menjadi output untuk tiap
organisasi/perusahaan: (1) perusahaan produksi menggunakan transformasi fisik
yaitu pengubahan secara fisik bahan baku menjadi barang jadi. (2) Transportasi
menggunakan transformasi lokasional. (3) Perusahaan dagang menggunakan
transformasi uang dan barang. (4) Gudang digunakan sebagai transformasi
penyimpanan. (5) Transformasi informasi dari satu orang ke orang lain.
Lingkungan eksternal terdiri dari: pengaturan unsur-unsur tindakan
langsung atau tidak langsung dari lingkungan seperti dari pemerintah, inflasi,
supplier, dan nilai-nilai sosial.
Sional
C.
Proses Transformasi Manajerial
Proses transformasi manajerial merupakan tugas manajer untuk
mengubah input dengan cara yang efisien dan seefektif mungkin menjadi output.
Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi. Komunikasi sangat penting bagi proses manajerial
karena dua alasan:
1.
menggabungkan fungsi-fungsi manaerial:
a.
penting untuk pemilihan, penilaian dan
training manajer dalam berperan di struktur organisasi.
b.
Kepemimpinan
yang efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk motivasi
tergantung pada komunikasi.
c.
Untuk
menentukan/melihat apakah pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
2.
Untuk
menghubungkan perusahaan dengan lingkungan eksternalnya.
Output.
Tugas manajer untuk menjamin/menjaga dan menggunakan input
perusahaan dan mengubahnya melalui
fungsi manajerial ke dalam output.
Sistem penguatan kembali (reenegizing)
penting untuk diperhatikan bahwa dalam model sistem manajemen
operasional beberapa output akan menjadi input kembali. Begitu pula profit,
kelebihan pendapatan terhadap biaya akan diinvestasikan kembali dalam bentuk
kas dan barang-barangcapital (mesin, peralatan, bangunan-bangunan dan
persediaan). Pendekatan sistem operasional ini digambarkan oleh H. Weihrich dan
H. Koontz.
Model Strategi
Operasi
R. G. Schoeder, bahwa dalam menentukan strategi operasi terdapat
empat komponen yang harus dimasukkan: (a) misi, (b) kemampuan khusus, (c)
tujuan-tujuan, (d) kebijakan-kebijakan (Muslich Anshori:1996).G.
Keterkaitan
Tujuan Perusahaan dan Operasi
Tujuan operasi adalah menunjukkan “produktivitas” operasi yang
diminta jika perusahaan itu hendak mencapai keunggulan bersaing di pasar.
Operasi mencapai tujuannya melalui keputusan structural dan teknis
dalam tiga bidang: fasilitas, dukungan infrastruktur, serta hubungan internal
yang tepat. Bidang ini disebut operasi sebagai suatu sistem yang produktif
dapat menghasilkan barang atau jasa.
D.
Perancangan Sistem Operasi
Mencari konsumen potensial dan mengevaluasi produk dan jasa
merupakan salah satu cara untuk perancangan strategi perusahaan. Perancangan
system operasional meliputi pembuatan keputusan mengenai apa dan dimana mereka
akan diproduksi dan oleh siapa.
Perancangan dan perencanaan barang/jasa: (1) menghasilkan ide,
barang, dan jasa. (2) Memilih ide yang secara teknologi dapat dikerjakan dengan
mudah (feasible), dapat dipasarkan dan sesuai/ cocok dengan keseluruhan
strategi perusahaan. (3) Menghasilkan perancangan barang dan jasa final.
Rancangan tambahan computer/ Computer Aided Design (CAD). Saat ini perancangan produk meliputi berbagai proses yang
melibatkan kreatifitas, testing prototype atau model kerja dengan
CAD. CAD memungkinkan perancangan produk, drafting, dan tes agar
penyajiannya bagus dan menarik lewat komputer. Karena hampir 80% biaya produk
ditetapkan oleh rancangan, kebanyakan pabrik/pengusaha cenderung menggunakan
teknik yang semu, dimana perancangan dan teknisi pabrik bekerjasama untuk
menyederhanakan rancangan. Jadi, computer membuat suatu rancangan yang dapat
digunakan secara otomatis dan mengawasi seluruh proses operasional.
Perancangan kapasitas adalah
keputusan operasional yang mempertimbangkan kuantitas barang/jasa yang akan
diproduksi. Bill of material adalah daftar jenis dan jumlah bagian
yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Keputusan kedua
dalam merancang system operasi adalah berapa banyak produk/jasa yang akan
dihasilkan. Hal ini disebut perencanaan kapasitas suatu proses meramalkan
permintaan dan kemudian memutuskan sumber daya apa yang diperlukan untuk dapat
memenuhi permintaan. Perubahan kapasitas meliputi waktu kerja, shift
personal, subkontrak dan penggunaan persediaan. Perubahan kapasitas
meliputi tambahan atau perpindahan kapasitas dengan ekspansi fasilitas fisik,
atau ekspansi kontrak.
Pemilihan proses
menentukan bagaimana barang/jasa dihasilkan yang melibatkan keputusan
teknologi: (1) pilihan teknologi utama (mayor). (2) Pilihan teknologi
pendukung(minor). (3) Pilihan komponen-komponen tertentu. (4) Computer Aided
Design (CAD)/Computer Automated Manufacturing (CAM) dan Computer Integrated
Manufacturing (CIM).
Pemeliharaan arus proses
Langkah terakhir pemilihan proses adalah bagaimana material dan
produk mengalir dalam sistem. Dalam sistem jasa, pemilihan proses tergantung
pada sifat dan keadaan sistem.
Pemilihan lokasi fasilitas.
Analisa lokal diproses dengan menentukan kebutuhan-kebutuhan lokasi
dan mengevaluasi alternatif daerah, komunitas dan tempat tertentu dengan
menggunakan: (1) model keuangan tradisional, (2) program linier, (3) model
statistik, (4) model simulasi komputer dan (5) model rating faktor lokasi.
Perencanaan penyusunan tata ruang
Dalam penyusunan tata ruang, proses dan alat keputusan
diterjemahkan ke dalam pengaturan fisik untuk produksi ruangan harus tersedia
untuk: (1) fasilitas produksi. (2) Fasilitas non produksi. (3) Fasilitas
pendukung. Tata ruang dapat ditentukan oleh arus kerja atau fungsi-fungsi dalam
sistem operasional. Tata ruang arus kerja merupakan perencanaan yang
mempertimbangkan: (1) penyusunan tata ruang produksi (product
layout) digunakan untuk memproduksi yang telah standar dan biasanya dengan
volume output besar dan dikerjakan dengan proses yang sama dari awal sampai
akhir. (2) Penyusunan tata ruang proses (process layout) untuk mengatur
produksi berdasarkan tugas. Process layout berorientasi proses dan
sesuai untuk sistem operasi terputus bila aliran kerja tidak standar/bebas,
penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama
ditempatkan di bagian yang sama dan pengelompokan personalia dan mesin
mengerjakan pekerjaan sejenis. (3) Penyusunan tata ruang posisi tetap (fixed
position layout) untuk menangani produk-produk yang besar dan berat.
Penyusunan tata ruang fungsi merupakan perencanaan tata ruang yang
mempertimbangkan: (1) tata ruang penyimpanan untuk meminimalkan biaya
persediaan dan biaya penyimpanan. (2) Tata ruang pemasaran untuk memaksimalkan
pengenalan, promosi, dan penjualan produk. (3) Tata ruang proyek untuk
membangun proyek atau satu jenis produk dalam suatu bangunan.
Rancangan kerja:
Rancanagan kerja mempengaruhi biaya operasi. Ada dua masalah
penting dalam rancanagan keja:
1.
tingkat keahlian, dan
2.
perilaku
pegawai yang dibawa ke tempat kerja serta keselamatan kerja.
E.
Perencanaan dan Pengawasan Operasional
Tujuan perencanaan dan pengawasan operasional adalah untuk
memaksimalkan pelayanan pada konsumen, meminimalkan investasi persediaan dan
memaksimalkan efisiensi.
Perencanaan produksi
didasarkan pada ramalan: (1)
keseluruhan rencana dibuat dalam waktu tertentu. (2) Perencanaan operasional
harus diterjemahkan ke dalam jadwal produksi utama yang menentukan kuantitas
dan waktu jangka pendek produksi utama yang menentukan kuantitas dan waktu
jangka pendek produk akhir harus dihasilkan.Untuk memproduksi suatu barang atau
jasa diperlukan faktor-faktor produksi: man, money, materials, methode,
machine, dan market yang disingkat Sixm`s.
Manajemen persediaan.
Ada tiga metode yang paling penting, yaitu: (1) Material
requirement planning (MRP). Perencanaan bahan-bahan yang diperlukan, adalah
system perencanaan operasional dimana produk akhir dianalisa untuk menentukan
bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi produk tersebut.
(2) Material resource planning membandingkan dengan kebutuhan MRP
untuk mengetahui sumber daya dan menghitung biaya unit, dapat juga digunakan
dengan program computer lain untuk menangani pesanan masuk, pemfakturan, dan
tugas-tugas operasional lain. MRP II menyediakan sistem pengawasan bahan yang
lebih baik disbanding MRP. (3) Just in time inventory(JITI) merupakan sistem
persediaan dimana kuantitas produksi seimbang/sama dengan kuantitas pengiriman,
dimana pembelian bahan dan pengantaran barang jadi dilakukan tepat pada saat
dibutuhkan/digunakan (just in for usage).
Pengawasan kualitas
Pengawasan kualitas merupakan salah satu cara yang penting untuk
menambah nilai (value added) produk jasa yang membedakannya dari produk dan
jasa pesaing. Karena itu pengawasan kualitas sekarang dipandang sebagai bagian
yang utuh dari strategi perusahaan sebagai akibatnya, pengawasan kualitas
dipertimbangkan pada setiap tahap proses operasi, dengan identifikasi tujuan
serta memperbaiki kesalahan secepat mungkin daripada menunggu sampai akhir
operasi.
Cara pengawasan kualitas tradisional
Manajemen kualitas (Total Quality Management/ TQM)
Trilogy J. M. Juran: perencanaan, pengendalian, dan peningkatan
mutu. Manajemen kualitas terpadu merupakan sistem manajemen yang mengangkat
kualitas sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasan-langganan
dengan melibatkan seluruh anggota. Melalui pengolahan mutu terpadu diharapkan
barang dan jasa yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
keinginan dan harapan konsumen.
Penghargaan kualitas (Quality Award)
untuk memacu serta
memotivasi dan menghargai hasil karya produk barang, jasa yang menunjukkan
suatu prestasi akan komitmen seseorang atau perusahaan pada kualitas, maka
telah dibuatkan standar penghargaan baik yang bersifat nasional, regional
maupun internasional. Ada beberapa standar yang dipakai untuk memberikan
penghargaan atas kualitas terbaik yaitu: (1) Malcolm Baldridge Quality
Award(BQA), diberikan di Amerika sebagai Business Nobel
prize. (2) European Quality Award (EQA), diberikan di Eropa
Barat sebagai European Quality prize. (3) Deming Quality
Prize/Award (DQP), diberikan di Jepang sebagaiDeming Prize. Ketiga
jenis penghargaan itu diakui oleh Triad Market(Amerika Eropa-Jepang) dalam
perdagangan bebas dan sekarang dianut juga oleh negara-negara lainnya di dunia
internasional. Bagi perusahaan besar, menengah dan kecil yang telah memenuhi
persyaratan tersebut dapat diberikan penghargaan dalam bentuk:
1.
Penghargaan
Perunggu (Bronze Award)
2.
Penghargaan
Perak (Silver Award)
3.
Penghargaan
Emas (Golden Award)
Dengan diberlakukannya ISO 9000 khususnya pada
lingkungan Triad Market juga berarti perusahaan-perusahaan di seluruh
dunia harus berstandar pada itu, terutama dalam memenuhi kualitas yang dapat
bersaing apabila ingin diterima menjelang diberlakukannya peraturan WTO dalam
perdagangan bebas pada tahun 2020 di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar