Sabtu, 21 Februari 2015

filsafat manajemen

MANAJEMEN OPERASI
RESUME
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
FILSAFAT MANAJEMEN
Dosen : Dr. Intan Kusumadewi,ST.,MT






                                                                                            



Disusun Oleh:

Imas Siti Julaeha
AN/III/D
1138010126


ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014

BAB IX
MANAJEMEN OPERASI
A.    Arti Manajemen
Manajemen operasi menunjukkan peranan manajemen dalam tindakan (management in action), yaitu aplikasi dari konsep dan prinsip manajemen dalam praktek. Manajemen operasi adalah aplikasi dari konsep dasar dan prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan pada segmentasi organisasi yang memproduksi barang dan jasa (Rue dan Byars:1992).
Konsep-konsep dasar (basic concepts) ialah bagaimana seharusnya menyelesaikan pekerjaan untuk menghasilkan sesuatu dengan melalui kegiatan orang lain (getting this done through the effors of other people). Prinsip-prinsip (principles) merupakan petunjuk/pedoman agar dalam mendapatkan sesuatu itu (barang, jasa) sesuai dengan yang diharapkan (efektif) dan dengan biaya/ongkos yang paling murah (efisien). Kegiatannya ialah proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dengan bantuan metode/cara-cara teknik kerja yang terbaik, termudah dan termurah sehingga semua sumber daya (input) akan dapat ditransformasikan (transformation) menjadi barang atau jasa (output). Semua kegiatan kerja/ pengerjaan yang berhubungan dengan pemberian nilai tambah atau memproduksi disebut dengan operasi (operation).
Operasi itu merupakan suatu proses kegiatan pengubahan bahan-bahan dasar menjadi hasil jadi (operation is the process of transforming input into output). Seluruh proses pengelolaan kegiatan tersebut disebut manajemen operasi, sehingga manajemen operasi dapat dikatakan sebagai proses memanajemeni produksi dalam organisasi. Operational management is the activities necessary to produce and deliver a product or service (H. Weirich dan Koontz:1994). Manajemen operasional adalah kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi dan menyerahkan suatu produk atau jasa. Manajemen operasi adalah pengembangan, penggunaan, dan penginteraksian dari sumber daya (orang, fasilitas, informasi, bahan-bahan, uang dan ide) untuk menyediakan barang dan jasa atau menghasilkan ide untuk itu perusahaan didirikan (E. F. Huse:1994). Manajemen operasi adalah proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan operasi untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien (Aldag Stearn:1987). Hakikat inti dari manajemen operasi adalah suatu proses memanajemeni kegiatan produksi dalam organisasi yang menghasilkan barang, jasa atau bahkan ide. Tugas utama dari manajer operasi adalah untuk mengembangkan bidang operasi yang selaras dengan kebutuhan pasar.
B.     Sifat-Sifat Manajemen Operasi
Manajemen operasi dalam prakteknya dapat digambarkan dalam sebuah model konseptual sistem operasional sebagai berikut: Model konseptual sistem operasional ini dikemukakan oleh Weihrich dan Koontz.
Input terdiri dari: (1) tenaga kerja/manusia. (2) Kapital, yaitu uang yang dibutuhkan untuk membeli tanah, peralatan dan lain-lain. (3) Teknologi. (4) Informasi-informasi yang diperlukan.
Proses transformasi mengubah input menjadi output untuk tiap organisasi/perusahaan: (1) perusahaan produksi menggunakan transformasi fisik yaitu pengubahan secara fisik bahan baku menjadi barang jadi. (2) Transportasi menggunakan transformasi lokasional. (3) Perusahaan dagang menggunakan transformasi uang dan barang. (4) Gudang digunakan sebagai transformasi penyimpanan. (5) Transformasi informasi dari satu orang ke orang lain.
Lingkungan eksternal terdiri dari: pengaturan unsur-unsur tindakan langsung atau tidak langsung dari lingkungan seperti dari pemerintah, inflasi, supplier, dan nilai-nilai sosial.
Sional
C.    Proses Transformasi Manajerial
Proses transformasi manajerial merupakan tugas manajer untuk mengubah input dengan cara yang efisien dan seefektif mungkin menjadi output.
Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi. Komunikasi sangat penting bagi proses manajerial karena dua alasan:
1.       menggabungkan fungsi-fungsi manaerial:
a.        penting untuk pemilihan, penilaian dan training manajer dalam berperan di struktur organisasi.
b.      Kepemimpinan yang efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk motivasi tergantung pada komunikasi.
c.       Untuk menentukan/melihat apakah pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
2.      Untuk menghubungkan perusahaan dengan lingkungan eksternalnya.

Output.
Tugas manajer untuk menjamin/menjaga dan menggunakan input perusahaan dan  mengubahnya melalui fungsi manajerial ke dalam output.
Sistem penguatan kembali (reenegizing)
penting untuk diperhatikan bahwa dalam model sistem manajemen operasional beberapa output akan menjadi input kembali. Begitu pula profit, kelebihan pendapatan terhadap biaya akan diinvestasikan kembali dalam bentuk kas dan barang-barangcapital (mesin, peralatan, bangunan-bangunan dan persediaan). Pendekatan sistem operasional ini digambarkan oleh H. Weihrich dan H. Koontz.
        Model Strategi Operasi
R. G. Schoeder, bahwa dalam menentukan strategi operasi terdapat empat komponen yang harus dimasukkan: (a) misi, (b) kemampuan khusus, (c) tujuan-tujuan, (d) kebijakan-kebijakan (Muslich Anshori:1996).G.
             Keterkaitan Tujuan Perusahaan dan Operasi
Tujuan operasi adalah menunjukkan “produktivitas” operasi yang diminta jika perusahaan itu hendak mencapai keunggulan bersaing di pasar.
Operasi mencapai tujuannya melalui keputusan structural dan teknis dalam tiga bidang: fasilitas, dukungan infrastruktur, serta hubungan internal yang tepat. Bidang ini disebut operasi sebagai suatu sistem yang produktif dapat menghasilkan barang atau jasa.


D.     Perancangan Sistem Operasi
Mencari konsumen potensial dan mengevaluasi produk dan jasa merupakan salah satu cara untuk perancangan strategi perusahaan. Perancangan system operasional meliputi pembuatan keputusan mengenai apa dan dimana mereka akan diproduksi dan oleh siapa.
Perancangan dan perencanaan barang/jasa: (1) menghasilkan ide, barang, dan jasa. (2) Memilih ide yang secara teknologi dapat dikerjakan dengan mudah (feasible), dapat dipasarkan dan sesuai/ cocok dengan keseluruhan strategi perusahaan. (3) Menghasilkan perancangan barang dan jasa final.
Rancangan tambahan computer/ Computer Aided Design (CAD). Saat ini perancangan produk meliputi berbagai proses yang melibatkan kreatifitas, testing prototype atau model kerja dengan CAD. CAD memungkinkan perancangan produk, drafting, dan tes agar penyajiannya bagus dan menarik lewat komputer. Karena hampir 80% biaya produk ditetapkan oleh rancangan, kebanyakan pabrik/pengusaha cenderung menggunakan teknik yang semu, dimana perancangan dan teknisi pabrik bekerjasama untuk menyederhanakan rancangan. Jadi, computer membuat suatu rancangan yang dapat digunakan secara otomatis dan mengawasi seluruh proses operasional.
Perancangan kapasitas adalah keputusan operasional yang mempertimbangkan kuantitas barang/jasa yang akan diproduksi. Bill of material adalah daftar jenis dan jumlah bagian yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Keputusan kedua dalam merancang system operasi adalah berapa banyak produk/jasa yang akan dihasilkan. Hal ini disebut perencanaan kapasitas suatu proses meramalkan permintaan dan kemudian memutuskan sumber daya apa yang diperlukan untuk dapat memenuhi permintaan. Perubahan kapasitas meliputi waktu kerja, shift personal, subkontrak dan penggunaan persediaan. Perubahan kapasitas meliputi tambahan atau perpindahan kapasitas dengan ekspansi fasilitas fisik, atau ekspansi kontrak.
Pemilihan proses menentukan bagaimana barang/jasa dihasilkan yang melibatkan keputusan teknologi: (1) pilihan teknologi utama (mayor). (2) Pilihan teknologi pendukung(minor). (3) Pilihan komponen-komponen tertentu. (4) Computer Aided Design (CAD)/Computer Automated Manufacturing (CAM) dan Computer Integrated Manufacturing (CIM).
Pemeliharaan arus proses
Langkah terakhir pemilihan proses adalah bagaimana material dan produk mengalir dalam sistem. Dalam sistem jasa, pemilihan proses tergantung pada sifat dan keadaan sistem.
Pemilihan lokasi fasilitas.
Analisa lokal diproses dengan menentukan kebutuhan-kebutuhan lokasi dan mengevaluasi alternatif daerah, komunitas dan tempat tertentu dengan menggunakan: (1) model keuangan tradisional, (2) program linier, (3) model statistik, (4) model simulasi komputer dan (5) model rating faktor lokasi.
Perencanaan penyusunan tata ruang
Dalam penyusunan tata ruang, proses dan alat keputusan diterjemahkan ke dalam pengaturan fisik untuk produksi ruangan harus tersedia untuk: (1) fasilitas produksi. (2) Fasilitas non produksi. (3) Fasilitas pendukung. Tata ruang dapat ditentukan oleh arus kerja atau fungsi-fungsi dalam sistem operasional. Tata ruang arus kerja merupakan perencanaan yang mempertimbangkan: (1) penyusunan tata ruang produksi (product layout) digunakan untuk memproduksi yang telah standar dan biasanya dengan volume output besar dan dikerjakan dengan proses yang sama dari awal sampai akhir. (2) Penyusunan tata ruang proses (process layout) untuk mengatur produksi berdasarkan tugas. Process layout berorientasi proses dan sesuai untuk sistem operasi terputus bila aliran kerja tidak standar/bebas, penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan di bagian yang sama dan pengelompokan personalia dan mesin mengerjakan pekerjaan sejenis. (3) Penyusunan tata ruang posisi tetap (fixed position layout) untuk menangani produk-produk yang besar dan berat.
Penyusunan tata ruang fungsi merupakan perencanaan tata ruang yang mempertimbangkan: (1) tata ruang penyimpanan untuk meminimalkan biaya persediaan dan biaya penyimpanan. (2) Tata ruang pemasaran untuk memaksimalkan pengenalan, promosi, dan penjualan produk. (3) Tata ruang proyek untuk membangun proyek atau satu jenis produk dalam suatu bangunan.
Rancangan kerja:
Rancanagan kerja mempengaruhi biaya operasi. Ada dua masalah penting dalam rancanagan keja:
1.       tingkat keahlian, dan
2.      perilaku pegawai yang dibawa ke tempat kerja serta keselamatan kerja.

E.     Perencanaan dan Pengawasan Operasional
Tujuan perencanaan dan pengawasan operasional adalah untuk memaksimalkan pelayanan pada konsumen, meminimalkan investasi persediaan dan memaksimalkan efisiensi.
Perencanaan produksi
 didasarkan pada ramalan: (1) keseluruhan rencana dibuat dalam waktu tertentu. (2) Perencanaan operasional harus diterjemahkan ke dalam jadwal produksi utama yang menentukan kuantitas dan waktu jangka pendek produksi utama yang menentukan kuantitas dan waktu jangka pendek produk akhir harus dihasilkan.Untuk memproduksi suatu barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi: man, money, materials, methode, machine, dan market yang disingkat Sixm`s.
Manajemen persediaan.
Ada tiga metode yang paling penting, yaitu: (1) Material requirement planning (MRP). Perencanaan bahan-bahan yang diperlukan, adalah system perencanaan operasional dimana produk akhir dianalisa untuk menentukan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi produk tersebut. (2) Material resource planning membandingkan dengan kebutuhan MRP untuk mengetahui sumber daya dan menghitung biaya unit, dapat juga digunakan dengan program computer lain untuk menangani pesanan masuk, pemfakturan, dan tugas-tugas operasional lain. MRP II menyediakan sistem pengawasan bahan yang lebih baik disbanding MRP. (3) Just in time inventory(JITI) merupakan sistem persediaan dimana kuantitas produksi seimbang/sama dengan kuantitas pengiriman, dimana pembelian bahan dan pengantaran barang jadi dilakukan tepat pada saat dibutuhkan/digunakan (just in for usage).
Pengawasan kualitas
Pengawasan kualitas merupakan salah satu cara yang penting untuk menambah nilai (value added) produk jasa yang membedakannya dari produk dan jasa pesaing. Karena itu pengawasan kualitas sekarang dipandang sebagai bagian yang utuh dari strategi perusahaan sebagai akibatnya, pengawasan kualitas dipertimbangkan pada setiap tahap proses operasi, dengan identifikasi tujuan serta memperbaiki kesalahan secepat mungkin daripada menunggu sampai akhir operasi.
Cara pengawasan kualitas tradisional
Manajemen kualitas (Total Quality Management/ TQM)
Trilogy J. M. Juran: perencanaan, pengendalian, dan peningkatan mutu. Manajemen kualitas terpadu merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasan-langganan dengan melibatkan seluruh anggota. Melalui pengolahan mutu terpadu diharapkan barang dan jasa yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen.
Penghargaan kualitas (Quality Award)
 untuk memacu serta memotivasi dan menghargai hasil karya produk barang, jasa yang menunjukkan suatu prestasi akan komitmen seseorang atau perusahaan pada kualitas, maka telah dibuatkan standar penghargaan baik yang bersifat nasional, regional maupun internasional. Ada beberapa standar yang dipakai untuk memberikan penghargaan atas kualitas terbaik yaitu: (1) Malcolm Baldridge Quality Award(BQA), diberikan di Amerika sebagai Business Nobel prize. (2) European Quality Award (EQA), diberikan di Eropa Barat sebagai European Quality prize. (3) Deming Quality Prize/Award (DQP), diberikan di Jepang sebagaiDeming Prize. Ketiga jenis penghargaan itu diakui oleh Triad Market(Amerika Eropa-Jepang) dalam perdagangan bebas dan sekarang dianut juga oleh negara-negara lainnya di dunia internasional. Bagi perusahaan besar, menengah dan kecil yang telah memenuhi persyaratan tersebut dapat diberikan penghargaan dalam bentuk:  
1.      Penghargaan Perunggu (Bronze Award)
2.      Penghargaan Perak (Silver Award)
3.      Penghargaan Emas (Golden Award)
Dengan diberlakukannya ISO 9000 khususnya pada lingkungan Triad Market juga berarti perusahaan-perusahaan di seluruh dunia harus berstandar pada itu, terutama dalam memenuhi kualitas yang dapat bersaing apabila ingin diterima menjelang diberlakukannya peraturan WTO dalam perdagangan bebas pada tahun 2020 di seluruh dunia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar